Selasa, 25 Juni 2013

Uang dalam hidup kita

Glorious: Uang dalam hidup kita: 1.       Terampil menghasilkan Uang (Making Money) Jadilah orang yang produktif, Melakukan yang benar dengan cara yang benar untuk me...

Uang dalam hidup kita



1.      Terampil menghasilkan Uang (Making Money)
Jadilah orang yang produktif, Melakukan yang benar dengan cara yang benar untuk menghasilkan prodak dan jasa yang benar yang menghasilkan uang dengan cara yang baik supaya kita dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita[1].“Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah” (Titus 3:14). Menurut survey, pendapatan orang yang bekerja atau kaum professional mencapai puncak pada usia 47.5 tahun dan menurun cepat setelah usia 54 tahun. Karena itu kita harus terampil mengelola keuangan pada saat kita sangat produktif, supaya di usia pensiun nanti kita tidak menjadi susah karena masalah keuangan. Rasul Paulus bekerja untuk menghasilkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup dan pelayanan yang dikerjakannya. “Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku.” (Kis 20:34). Bahkan Rasul Paulus memberikan peringatan yang sangat tegas dalam 2 Tes 3:10-12, bahwa jika ada orang yang tidak mau bekerja janganlah hendaknya ia makan! Dengan kata lain, Rasul Paulus memperingatkan kita untuk tidak menjadi “benalu” bagi orang lain.


[1] Paulus Bambang Wirawan. Lead to Bless Leader (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009)

Jumat, 21 Juni 2013

Sikap orang kristen terhadap uang (uang dan kekristenan)



1.  Uang bukanlah untuk disembah, uang adalah Alat tukar / jual beli, uang dikuasai, dikelola dan digunakan dengan sebaik-baiknya.
Dalam matius 6:19-24 ini, mula-mula Tuhan Yesus membicarakan sikap kita terhadap harta (uang), kekayaan, milik. Uang dan kekayaan dapat menjadi daerah kekuasaan iblis. Apabila kita coba menanggalkan harta dan kekayaan dari lapangan kekuasaan Allah maka harta dan kekayaan itu menjadi suatu “berhala”, menjadi sesuatu yang didewakan, menjadi mammon, sebab segala sesuatu yang ditanggalkan dari kerajaan Allah akan jatuh kedalam kekuasaan iblis[1].
2. Cara seseorang menggunakan uang menunjukkan kualitas kerohaniannya, dan cara seseorang menggunakan uang juga menunjukkan kualitas karakter seseorang.
Dalam Alkitab kekayaan dan kepemilikan tidaklah jahat[2], sebab persoalannya bukanlah pada harta, uang dsb. Paulus sudah mengatakan bahwa cinta uang adalah akar segala kejahatan, demi uang dan kekayaan orang bersedia melakukan kejahatan[3]. Jadi, jikalau kita mengacu pada Arti kata Kristen yang berasal dari bahasa Yunani “Christianoi” (pengikut Kristus)[4] memberi pengertian kepada kita bahwa penggunaan uang haruslah sesuai dengan inti ajaran siapa yang menjadi pelatih dan pemimpin kita, jika Kristus adalah pelatih dan pemimpin kita (orang Kristen) sudah tentu cara dia dalam mempergunakan uang akan sesuai dengan Alkitab dan untuk kemuliaan Tuhan “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” Kolose 3:17.
3.   Memberi kepada Allah dengan cara yang benar menunjukkan seberapa besar cintanya kepada Allah atau kepada uang.
Cinta kepada Allah dapat ditunjukkan dengan memberi uang kepada Allah. Seberapa besar uang yang Anda beri kepada Allah mencerminkan seberapa cinta Anda kepada Allah, “Dimana hartamu berada disitu hatimu berada, jika uang Anda disimpan dalam perbendaharaan Allah, maka hati Anda ada pada Allah.
Tidak ada satu hal pun yang keliru mengenai membangun kemakkuran dan menghasilkan uang. Banyak orang saleh yang sejahtera[5]. Allah memanggil kita untuk menuju relasi kasih dimana Kristus adalah Tuhan.hal itu berarti bahwa hidup kita adalah miliknya. Sebagai pelayan yang setia kita seharusnya membuka diri bagi Dia untuk mengelola setiap keping yang kita pergunakan, Dialah prioritas kita yang menyelenggarakan kehendak kita dalam kehidupan dan karya[6].
“Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup” Roma 14:8-9.
Ketika Dia adalah Tuhan dalam kehidupan kita, maka seluruh kehidupan kita aka berorientasi pada Dia demikian pula kita sedang meyatakan pada Dunia dan Allah bahwa Tuhanlah yang menjadi Tujuan kita dan alasan pelayanan kita dalam memberi.
4.      Mencari uang  dan memiliki uang dalam jumlah besar sama sekali tidak salah, namun mencitai uang itu salah.
Dengan uang seorang dapat memuaskan keinginannya sendiri; dengan uang pula ia dapat membantu kebutuhan tetangganya. Dengan uang ia dapat melicinkan jalan bagi perbuatan yang salah; uang itu sendiri bukanlah sesuatu yang jahat melainkan adalah suatu tanggung jawab yang besar. Uang dapat berguna bagi kebaikan namun uang juga dapat berguna bagi kejahatan[7]. Dengan demikian bahaya apa yang dapat timbul dari cinta uang? Barclay setidaknya mengusulkan beberapa hal:
a.       Keinginan akan uang cenderung menjadi kehausan yang tidak akan terpuaskan.
b.      Keinginan untuk kaya didasarkan pada ilusi.
c.       Keinginan akan uang cenderung membuat seseorang menjadi egois.
d.      Meskipun keinginan untuk mendapatkan kekayaan itu didasarkan pada keinginan untuk memperoleh rasa aman, keinginan itu tidak menghasilkan apa-apa kecuali curiga.
e.       Cinta uang dapat membawa seseorang pada cara yang salah untuk mendapatkany, dan dengan demikian akhirnya menuju pada penderitaan dan penyesalan yang menyiksanya.


[1] Verkuyl J. Dr.  Khotbah Di Bukit (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2002 ), hlm 95

[2] Noordegraaf A. Dr. Orientasi Diakonia Gereja (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2004) hlm 173

            [3] Budiman R. Dr Tafsiran Alkitab Surat-surat Pastoral I&ii Timotius Dan Titus (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia 2008) hlm 102

[4] Adhiatera T. Perjalanan Spiritual Seorang Kristen Sekuler (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2008) hlm 13

[5] Kris Denbesten. Shine (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2010) hlm 77

[6] Ibid, Hlm 78
[7] William Barclay. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat 1&2 Timotius, Titus, Filemon. hlm 205

Glorious: hantu pikiran

Glorious: hantu pikiran: ketakutan pada manusia sebenarnya karena ia dihantui oleh pikirannya sendiri lepaskanlah hantu itu dari pikiran anda maka anda akan melihat...

Kamis, 20 Juni 2013

Manfaat uang

Beberapa manfaat dan kegunaan uang sebagai berikut.

1. Sebagai Alat Tukar yang Resmi dan Sah

Uang merupakan kebutuhan yang utama, meskipun kita tidak boleh mendewa-dewakan uang. Tetapi, pada kenyataannya tanpa uang kita akan merasa tidak berdaya. Segala sesuatu yang kita perlukan hampir semua diperoleh dengan menggunakan uang. Untuk mendapatkan berbagai jenis makanan kita memerlukan uang. Untuk mempunyai berbagai alat rumah tangga kita juga harus mempunyai uang

2. Sebagai Alat Pembayaran
Setiap orang yang bekerja pasti akan mendapatkan hasil, yaitu upah atau bayaran. Seorang buruh yang bekerja seharian akan mendapatkan upah atau bayaran berupa uang. Karyawan pabrik akan memperoleh bayaran setiap bulan. Demikian pula dengan pegawai, baik negeri maupun swasta akan menerima pembayaran berupa uang. Berbagai keperluan memerlukan uang sebagai alat pembayaran, misalnya membayar sekolah, membayar pajak kendaraan, membayar listrik, dan membayar telepon.

3. Sebagai Ciri atau Identitas Negara
Sejak ditemukan uang, segala pembayaran dan keperluan menggunakan uang. Mata uang di setiap negara berbeda-beda. Setiap negara di dunia ini memiliki mata uang sendiri-sendiri, misalnya sebagai berikut.

a. Mata uang Indonesia adalah rupiah.

b. Mata uang Malaysia adalah ringgit

c. Mata uang Jepang adalah yen.

d. Mata uang India adalah rupee.

e. Mata uang Arab Saudi adalah real.

f. Mata uang Inggris adalah poundsterling.

Dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, uang memegang peranan yang sangat penting. Bahkan uang merukan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan[1]. Manfaat uang pun dapat dibedakan menjadi dua yaitu Fungsi asli atau fungsi primer dan Fungsi turunan atau sekunder[2].

1. Fungsi asli atau fungsi primer

Fungsi asli uang menunjukkan fungsi yang mula-mula melekat pada uang atau fungsi yang mengacu pada tujuan awal diciptakannya uang

a) Sebagai alat tukar umum (medium of exchange), yaitu uang berfungsi sebagai alat untuk pertukaran dan mengatasi kesulitan dalam pertukaran secara natura (barter). Dengan uang seorang dapat dengan mudah menukarkannya dengan apa yang dikenhendaki dan dibutuhkannya[3].

b) Sebagai satuan hitung (unit of account), yaitu uang berfungsi untuk menentukan nilai dari suatu barang atau jasa, serta untuk menentukan besarnya harga.





2. Fungsi turunan atau sekunder

a) Sebagai alat pembayaran (means of payment), uang berfungsi untuk melakukan pembayaran berbagai transaksi, misal pembayaran pajak, iuran, dan sebagainya.

b) Sebagai pembayaran utang (standard of deferred payment), uang berfungsi untuk melakukan dan menentukan pembayaran kewajiban atau digunakan untuk standar pembayaran utang.

c) Penimbun kekayaan artinya uang dapat disimpan telebih dahulu, yang nantinya akan mempermudah dalam pertukaran di masa mendatang.

d) Sebagai alat pembentukan modal dan pemindahan modal (transfer of value), yaitu uang berfungsi untuk menambah atau memperbesar modal usaha, baik dipergunakan sendiri maupun dipinjamkan kepada orang lain yang membutuhkan modal tersebut.

e) Sebagai ukuran harga atau pengukur nilai (standard of value), yaitu uang berfungsi sebagai alat untuk menentukan harga barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

Namun perlu diingat bahwa ada hal vital yang banyak kali dilupakan oleh orang kaya tentang uang dan manfaatnya, uang itu bukanlah tujuan, melainkan alat atau media untuk mencapai tujuan[4].

[1] Sukmayani, Ratna. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 (Pusat pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008) hlm 113
[2] Deliarnov, EKONOMI - Jilid 3 (PT. Gelora Aksara Pratama) hlm 8

[3] Sukmayani, Ratna. Hlm 114

[4] Johanes Lim, Ph. D, CPC. Just duit! (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004) hlm 24